Istanagaruda.id- PTSD atau Post Traumatic Stress Disorder adalah gangguan stress yang muncul setelah seseorang yang mengalami atau menyaksikan peristiwa traumatik yang sangat berat.
Gangguan ini ditandai dengan kecemasan yang berlebihan disertai dengan keluhan fisik yang intens akibat ingatan tentang peristiwa tersebut yang terus menghantui dan sudah melampaui batas ketahanan diri.
Kejadian trauma yang dialami bisa disaksikan secara langsung oleh seorang tersebut. PTSD dapat terjadi akibat kejadian yang sangat mengerikan, seperti kematian atau ancaman kematian, cedera yang serius, ancaman terhadap diri seseorang yang menimbulkan rasa ketakutan dan tidak berdaya.
Faktor Pemicu PTSD
Faktor utama pemicu PTSD adalah stressor atau kejadian traumatik yang dialami oleh seseorang. Ketika seseorang dalam keadaan ketakutan atau terancam, tubuh biasanya mengaktifkan respon flight or fight (bertarung atau melarikan diri). Ini memicu munculnya gangguan psikologis dan fisik yang lama.
Stressor itu bisa berasal dari beberapa kejadian yang menimbulkan ancaman terhadap kehidupan atau kesejahteraan seseorang, seperti bencana alam, kecelakaan, atau kejadian yang melibatkan ulah manusia yang dialami secara langsung, misalnya kekerasan fisik, kejahatan kriminal, penculikan, atau pemerkosaan.
Gejala PTSD
PTSD mempengaruhi seseorang secara mendalam dan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Terdapat empat gejala PTSD yang dapat mempengaruhi fungsinya sehari-hari antara lain:
1. Intrusive Re-experiencing (Pengalaman Trauma Berulang)
Seseorang dengan PTSD kerap mengalami kilas balik atau flashback, mimpi buruk, atau halusinasi yang mengingatkan pada peristiwa tersebut. Hal ini dapat menyebabkan rasa cemas, takut, ataupun sedih yang berlebih.
2. Avoidance (Penghindaran)
Penderita PTSD cenderung menghindari sesuatu yang berhubungan dengan peristiwa traumatik. Mereka bisa menghindari tempat, orang, atau aktivitas yang mengingatkan mereka pada kejadian menyakitkan yang pernah dialaminya.
3. Negative Alterations in Mood and Cognitions (Perubahan Mood dan Kognisi Negatif)
Gangguan mood seperti perasaan cemas yang berkelanjutan, mudah marah, atau berkurangnya minat terhadap aktivitas yang dulu menyenangkan adalah ciri-ciri umum dari PTSD.
Penderita gangguan ini seringkali menyalahkan diri sendiri maupun orang lain. Selain itu, minat melakukan aktivitas berkurang dan jadi tidak mampu untuk mengingat aspek-aspek yang menjadi kunci dari kejadian tersebut
4. Hyperarousal (Kewaspadaan Berlebihan)
Gejala ini mencakup gangguan tidur, bisa saja dia tidak bisa tidur sama sekali atau dia menahan untuk dia tidak tidur. Gejala ini harus ada dalam kurun waktu 6 bulan setelah kejadian traumatik berat yang dialami orang tersebut.
Langkah Pencegahan untuk Mengurangi risiko PTSD
Setelah mengalami peristiwa traumatik, terdapat beberapa langkah-langkah pencegahan yang dapat diambil untuk mengurangi risiko terjadinya gangguan traumatik ini, yaitu:
1. Relaksasi Rutin
Melakukan latihan relaksasi secara rutin, seperti meditasi atau pernafasan dalam, dapat membantu menenangkan tubuh dan pikiran. Dalam satu hari kita bisa melakukan 2-3 kali relaksasi selama 10-15 menit.
2. Mengontrol Apa yang Ada di Dalam Kendali Kita
Mengontrol faktor-faktor apa yang bisa kita kendalikan, baik dari pekerjaan atau sosial. Mengambil kendali atas situasi ini dapat memberikan rasa aman dan nyaman.
3. Menguatkan Support System
Menguatkan support system yang ada di sekitar kita. Menceritakan perasaan yang dialami kepada orang yang dipercaya atau orang yang membuat kita nyaman.
4. Mencari Bantuan Profesional
Jika gejala PTSD berlanjut, sangat disarankan untuk mencari tenaga profesional atau psikiater. Mereka dapat melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mendapatkan diagnosis dan rekomendasi pengobatan yang tepat
Membangun Dukungan bagi Penderita PTSD
Dukungan sosial dan psikologis sangat penting untuk penderita PTSD. Beberapa cara untuk membangun dukungan yang efektif antara lain:
1. Melakukan Break the Cycle (Memutuskan Siklus Negatif)
Ketika muncul perasaan cemas, coba alihkan dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang positif atau hobi-hobi yang disukai. Ini dapat mengurangi rasa cemas dan meningkatkan mood.
2. Take Care of Ourself (Merawat Diri Sendiri)
Merawat tubuh dengan istirahat yang cukup, pola makan yang sehat, olahraga, dan menyiapkan waktu untuk rileks.
3. Melakukan Afirmasi Positif
Melakukan afirmasi positif atau berbicara pada diri sendiri dengan kata-kata yang membangkitkan semangat dapat membantu membentuk pola pikir yang lebih sehat dan optimis.
4. Quality Time
Menghabiskan waktu dengan keluarga atau orang yang peduli dan suportif terhadap kita. Meski kita tidak perlu menceritakan kembali kejadian yang kita alami, yang terpenting kita bisa merasa didukung.
5. Bergabung dengan Komunitas Sosial
Mempertimbangkan kembali untuk bergabung dengan support group atau komunitas sosial yang memiliki pemahaman tentang PTSD dapat memberikan rasa solidaritas dan pemahaman yang lebih dalam tentang kondisi tersebut.
Penulis: Indah Wulan Sari
Editor: Haqqi Idral
Leave a comment