Istanagaruda.id – Baru-baru ini, Menteri Komunikasi dan Digital Indonesia (Menkomdigi), Meutya Hafid, mendorong warga untuk beralih dari kartu SIM tradisional ke teknologi eSIM. Langkah ini bertujuan melindungi pengguna dari berbagai kejahatan digital seperti pesan spam, penipuan phishing, dan perjudian daring ilegal.
Kementerian berencana mengeluarkan regulasi baru mengenai penggunaan eSIM yang akan membatasi jumlah eSIM per individu dan memperketat verifikasi identitas saat pendaftaran untuk menekan angka kejahatan digital.
Pengertian Teknologi eSIM
Setelah era kartu SIM fisik, muncul bentuk SIM yang jauh lebih efisien tanpa kartu eksternal, yakni eSIM. Teknologi eSIM merupakan modul atau chip yang tertanam permanen pada motherboard ponsel.
Karena modulnya sudah terintegrasi, teknologi eSIM tidak memerlukan kartu fisik eksternal seperti teknologi SIM tradisional. eSIM juga tidak membutuhkan slot kartu, sehingga tidak perlu pemasangan dan pelepasan saat instalasi di ponsel.
Penggunaan eSIM menciptakan ruang komponen yang lebih efisien karena tidak memerlukan slot kartu. Chip yang terintegrasi memungkinkan instalasi dan konfigurasi nomor telepon secara digital.
Untuk mengatur eSIM, pengguna cukup memindai kode batang yang disediakan operator seluler. Setelah terpasang, pengguna dapat mengelola beberapa profil eSIM pada perangkat secara digital.
Perbedaan Utama antara eSIM dan Kartu SIM Tradisional
eSIM:
- Terintegrasi pada motherboard ponsel,
- Tidak perlu pemasangan atau pelepasan fisik,
- Dapat dikelola secara digital,
- Mampu menyimpan beberapa profil,
- Menghemat ruang komponen dalam ponsel,
Kartu SIM Tradisional:
- Memerlukan kartu fisik eksternal,
- Perlu pemasangan dan pelepasan fisik saat penggantian,
- Tidak dapat dikelola secara digital,
- Hanya dapat menyimpan satu profil dalam satu waktu,
- Mudah diganti jika hilang atau rusak.
Dari penjelasan di atas, perbedaan antara eSIM dan kartu SIM biasa sudah cukup jelas. Misalnya, dari segi desain, eSIM memiliki chip yang terintegrasi langsung pada motherboard ponsel, sementara SIM tradisional membutuhkan kartu eksternal berisi modul SIM untuk dimasukkan ke perangkat.
Baca juga: 7 Strategi Pemasaran Digital untuk Meningkatkan Produktivitas Bisnis
Kelebihan dan Kekurangan eSIM
Kelebihan:
- Terintegrasi langsung pada ponsel, menghilangkan kebutuhan pemasangan atau penggantian SIM manual,
- Pengguna dapat beralih profil penyedia layanan tanpa mencopot atau mengganti kartu SIM,
- Menghemat ruang komponen, memungkinkan desain ponsel lebih ramping,
- Lebih tahan terhadap kerusakan, kehilangan, atau kotoran dibandingkan kartu SIM fisik.
Kekurangan:
- Belum semua operator seluler menyediakan layanan eSIM (Di Indonesia, penyedia meliputi Indosat, Telkomsel, XL Axiata, dan Smart Telecom),
- Pemindahan eSIM ke perangkat baru lebih kompleks dibanding SIM fisik,
- Aktivasi awal dapat merepotkan karena membutuhkan koneksi internet,
- Belum tersedia pada semua model ponsel,
- Penggunaan masih terbatas saat ini.
Semua poin ini patut dipertimbangkan saat memutuskan beralih dari kartu SIM tradisional ke eSIM. Jika anda mempertimbangkan perubahan ini, pastikan dulu ponsel anda mendukung teknologi eSIM dengan memeriksa menu pengaturan jaringan seluler.
Jika terdapat opsi untuk menambahkan eSIM, berarti perangkat anda mendukung teknologi tersebut dan anda dapat melanjutkan dengan aktivasi.
Penulis: Dindah Mulyani
Editor: Haqqi Idral
Leave a comment