Istanagaruda.id- Pernahkah kalian melihat seseorang yang merasa tidak nyaman di tengah keramaian? Atau bahkan merasa cemas, takut berinteraksi, hingga tubuhnya berkeringat? Seseorang yang mengalami hal tersebut, mungkin saja mengalami gangguan kecemasan sosial atau social anxiety disorder.
Gangguan kecemasan sosial adalah kondisi yang menyebabkan seseorang merasa takut atau cemas berlebihan saat berada di tempat umum atau berinteraksi dengan orang lain. Kondisi ini sering mengganggu kehidupan sosial, pekerjaan, dan hubungan pribadi penderitanya.
Tanda-tanda Gangguan Kecemasan Sosial
Penderita gangguan kecemasan sosial cenderung merasa cemas dan panik ketika harus bertemu orang lain atau berada di tempat umum. Hal ini disebabkan oleh rasa takut jika diperhatikan, dinilai, atau bahkan dikritik oleh orang lain.
Mereka juga merasa khawatir melakukan sesuatu di depan umum karena takut dipermalukan atau diejek. Akibatnya, mereka lebih memilih untuk menghindari pertemuan dengan orang lain yang membuat mereka sulit mendapat teman atau menjaga hubungan pertemanan.
Gejala gangguan kecemasan sosial terbagi menjadi dua kategori, yaitu:
Gejala Psikis
- Rasa takut berlebihan ketika orang lain mengetahui bahwa mereka sedang cemas atau gugup.
- Menghindari acara sosial atau pertemuan, seperti berbicara dengan orang asing atau menghadiri pesta.
- Takut diawasi, dihakimi, atau dipermalukan oleh orang lain.
Gejala Fisik
- Keringat berlebih, wajah memerah, dan pusing.
- Jantung berdebar, perut mual, dan sesak napas.
- Bicara pelan atau terbata-bata, postur tubuh kaku, serta otot-otot yang tegang.
Penyebab Gangguan Kecemasan Sosial
Gangguan kecemasan sosial sering membuat penderitanya menghindari situasi sosial tertentu, seperti berbicara di depan umum atau makan di hadapan orang lain.
Selain itu, kondisi ini juga bisa memicu gejala fisik seperti keringat berlebih dan jantung berdebar. Beberapa faktor yang berperan dalam munculnya gangguan ini antara lain:
1. Genetik
Gangguan kecemasan sosial dapat diturunkan dari orang tua kepada anaknya, terutama jika orang tua juga mengalami masalah serupa.
2. Lingkungan
Pengalaman buruk di masa kecil, seperti dibesarkan dalam keluarga yang terlalu protektif atau mengalami kekerasan, bisa memicu gangguan ini. Pengalaman traumatis, seperti pelecehan atau bullying, juga dapat menjadi faktor pemicu.
3. Kekurangan hormon serotonin
Gangguan ini bisa terkait dengan rendahnya kadar serotonin, hormon yang mengatur suasana hati.
4. Struktur otak
Penyebab lainnya adalah ketidakseimbangan dalam kerja amigdala, bagian otak yang mengatur respons terhadap ketakutan dan kecemasan. Jika amigdala terlalu aktif, fobia sosial bisa berkembang.
Cara Mengatasi Gangguan Kecemasan Sosial
Meskipun gangguan kecemasan sosial bisa sangat mengganggu, ada berbagai cara yang efektif untuk mengatasinya, di antaranya:
1. Psikoterapi (CBT)
Terapi perilaku kognitif (CBT) adalah metode yang umum digunakan untuk membantu penderita mengubah pola pikir cemas mereka.
Dalam terapi ini, pasien akan dihadapkan pada situasi yang memicu kecemasan dan diberi strategi untuk menghadapinya. Terapi ini berlangsung sekitar 12 minggu dan dapat meningkatkan rasa percaya diri penderita.
2. Obat-obatan
Psikiater sering meresepkan obat-obatan seperti antidepresan, penghambat beta, atau antiansietas untuk mengurangi gejala kecemasan. Obat-obatan ini harus digunakan di bawah pengawasan dokter dan dosisnya biasanya ditingkatkan secara bertahap.
3. Terapi Relaksasi
Teknik relaksasi seperti meditasi dan pernapasan dalam dapat membantu mengurangi gejala kecemasan, meskipun terapi ini lebih efektif untuk gejala ringan dan tidak dapat sepenuhnya mengatasi gangguan kecemasan sosial.
Penulis: Indah Wulan Sari
Editor: Haqqi Idral
Leave a comment