Istanagaruda.id- Sumber karbohidrat dalam menu Program Makan Bergizi Gratis untuk siswa sekolah tidak harus selalu nasi. Nasi dapat diganti dengan sumber alternatif karbohidrat lain. Karbohidrat pengganti nasi tetap dapat memenuhi kebutuhan gizi yang seimbang bagi anak-anak.
Ada banyak alternatif makanan yang kaya akan karbohidrat sehat. Tidak hanya lebih bergizi tetapi juga lebih beragam. Pilihan makanan dengan alternatif karbohidrat setara nasi yang satu ini dapat digunakan untuk sarapan atau makan siang siswa.
Alternatif Karbohidrat Sehat dari Sumber Lokal
Mengganti nasi dengan sumber alternatif karbohidrat lain dapat menjadi cara untuk melatih anak mengenal berbagai jenis makanan, sekaligus memperkenalkan kebiasaan makan makanan yang sehat.
Indonesia, dengan kekayaan sumber daya alamnya, menawarkan banyak bahan pangan lokal yang dapat dijadikan alternatif pengganti nasi. Beberapa bahan pangan tersebut sudah lama dikenal sebagai makanan pokok di berbagai daerah, seperti singkong, ubi, dan jagung.
Berikut adalah beberapa alternatif karbohidrat yang dapat dipilih sebagai pengganti nasi:
1. Singkong
Siapa yang tidak pernah makan singkong? Singkong merupakan salah satu jenis makanan ini paling mudah ditemukan di Indonesia. Singkong mengandung karbohidrat dan dapat menjadi alternatif pengganti nasi.
Kandungan gizi pada singkong mirip dengan kentang. Singkong mengandung zat kimia glikosida sianogen yang dapat melepaskan sianida dalam tubuh. Oleh karena itu, singkong harus diolah dengan benar sebelum dimakan untuk mencegah keracunan sianida dan memberikan banyak manfaat bagi tubuh.
2. Ubi
Ubi bisa menjadi alternatif yang lebih sehat dibandingkan nasi putih. Ubi yang sudah diolah mengandung sekitar 18-21 persen karbohidrat.
Ubi jalar kaya akan antioksidan dan vitamin A yang penting untuk kesehatan mata. Ubi jalar juga mengandung serat yang tinggi dan lebih sedikit gula dibandingkan nasi. Ini menjadikannya pilihan sehat untuk menggantikan nasi.
3. Jagung
Jagung bukanlah makanan asing di Indonesia. Bahkan, beberapa daerah di Indonesia menjadikan jagung sebagai makanan utamanya. Jagung mengandung serat dan protein yang baik untuk tubuh. Selain itu, jagung kaya akan vitamin B dan mineral yang diperlukan untuk menjaga kesehatan tubuh.
4. Kentang
Kentang memiliki lebih banyak nutrisi penting, seperti vitamin B6, vitamin C, kalium, protein, omega-3, omega-6, dan zat besi. Bahkan, kulit kentang juga mengandung sekitar empat gram serat yang bisa memenuhi sekitar 15% kebutuhan serat harian.
Namun perlu diingat, kentang sebaiknya jangan digoreng karena hal ini hanya akan menambah asupan lemak. Kentang bisa dimasak dengan cara dipanggang, dikukus, atau direbus.
5. Kembang Kol
Pernahkah mendengar nasi dari kembang kol? Jika belum, maka kamu harus mencobanya. Untuk membuatnya kamu cukup memotong kembang kol menjadi kecil-kecil dan menghaluskannya di blender atau food processor tanpa air hingga bentuknya menyerupai nasi.
Nasi dari kembang kol ini hanya mengandung 25 kalori dan lima gram karbohidrat. Selain itu kembang kol termasuk salah satu sayuran yang kaya antioksidan.
Manfaat Kesehatan dari Alternatif Karbohidrat
Setiap jenis karbohidrat pengganti nasi memiliki manfaat kesehatan yang berbeda. Misalnya, ubi kaya akan antioksidan yang dapat membantu melawan radikal bebas dalam tubuh. Jagung, selain sebagai sumber karbohidrat, juga memberikan protein dan serat yang baik untuk mendukung metabolisme tubuh.
Penggantian nasi dengan bahan pangan yang lebih bergizi ini juga dapat membantu mengontrol kadar gula darah, terutama bagi mereka yang memiliki risiko diabetes. Karbohidrat kompleks yang terkandung dalam makanan seperti kentang, ubi, atau jagung dapat memberi rasa kenyang lebih lama tanpa menyebabkan peningkatan gula darah.
Kombinasi dengan Protein dan Sayuran
Dalam setiap hidangan, pastikan untuk mengkombinasikan karbohidrat dengan sumber protein dan sayuran. Hal ini akan memastikan bahwa tubuh mendapatkan semua nutrisi yang dibutuhkan untuk mendukung kesehatan secara optimal.
Jangan lupa juga untuk memperhatikan porsi makanan yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, karena setiap orang memiliki kebutuhan kalori yang berbeda-beda.
Penulis: Indah Wulan Sari
Editor: Haqqi Idral
Leave a comment